Dakwah Dari Diri Sendiri
Tidak harus berdiri di atas mimbar. Tidak harus di dalam masjid-masjid
ataupun pengajian-pengajian. Tidak harus menunggu peristiwa-peristiwa tertentu.
Tapi di manapun dan kapanpun kita bisa berdakwah. Bahkan tidak harus menunggu
menjadi seorang ulama kondang untuk bisa berdakwah. Sampaikan kebaikan kepada
siapapun dan dimanapun. Dalam berdakwah kita tidak boleh memaksa. Yah, kita
tidak bisa memaksa orang lain untuk mendengarkan apalagi melakukan apa yang
kita katakan. Kita cukup sampaikan kebaikan dan yang paling penting berikan
contoh. Jangan sampai kita memberikan sebuah nasihat yang bahkan kita sendiri
belum pernah melakukannya padahal kita juga butuh nasihat itu. Islam, agama
rahmatan lil alamin. Islam itu damai dan tidak memaksa.
Mulailah dari sendiri. Berbuat baiklah pada dirimu sendiri,
kemudian berbuat baik pada orang lain. Dakwah islam dimulai pada diri sendiri
kemudian pada keluarga. “Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka” (At-Tahrim ayat 6). Sangat mudah mendengarkan dakwah, cukup duduk
anteng dan jangan merem lalu buka telinga lebar-lebar. Tetapi sangat sulit
untuk mengamalkan apa yang telah didengar. Musuh terbesar manusia adalah hawa nafsunya.
Sudah tepat waktukah saat salat? Terkadang kita seringkali
menunda-nunda salat. Kita tidak disiplin waktu. Orang yang datang ke masjid
sebelum adzan, pahalanya sebesar matahari. Orang yang datang ke masjid setelah
adzan, pahala sebesar bulan. Dan orang yang datang ke masjid saat salat sedang
dilaksanakan, pahalanya sebesar bintang. Ingin pahala yang manakah kamu?
Ketika kita sudah memiliki anak, keponakan, atau bahkan adik
yang masih kecil, saat menyuruhnya salat, sudahkah kita memberi contoh
kepadanya? Anak kecil cenderung melakukan apa yang dilihatnya bukan apa yang
didengarnya. Alangkah lebih baik kalau
kita tidak hanya menyuruhnya, tetapi mengajaknya salat bersama.
Atau ketika adzan subuh berkumandang, apakah kita langsung
terbangun atau justru melanjutkan tidur dan menunggu hingga fajar mulai
menyembul? Hmmm... subuh atau dhuha ya.
Secara tidak sadar, seringkali kita lalai pada kewajiban yang
harus kita lakukan. Di atas itu adalah sedikit contoh dakwah pada diri sendiri.
Nah, ketika sudah instropeksi diri, langkah selanjutnya adalah berbagi kebaikan
kepada orang-orang di sekitar kita. Sampaikan kebaikan walau satu ayat.
Ada sebuah kisah tentang seorang sholeh yang sudah akan masuk
surga tetapi batal karena anak, istri, tetangga, kerabat dan teman-temannya
tidak ridho sebab orang sholeh tersebut selama di dunia hanya suka beribadah
sendirian dan tidak pernah mengajak orang lain (berdakwah) untuk ikut taat
kepada Allah.
Mari menebar kebaikan, selama diri ini masih diberikan
kesempatan untuk bernafas.
#2 Ramadan 1437 H
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.