Dua Puluh Duaku Datang Hari Ini
Dua puluh satu tahun yang lalu, kali pertama aku berkenalan
dengan dunia. Kata Ibuk aku lahir waktu Ramadan. Tepatnya 22 Ramadan 1415 H
pada 22 Februari 1995. Karena Hijriyah dan Masehi bedanya 11 hari, menurut
kalender Hijriyah, Ramadan tahun ini usiaku sudah 22. Sungguh angka yang indah
di bulan yang suci. Aku sangat bersyukur. Aku dilahirkan waktu orang-orang lagi
buka puasa. Masih kata Ibuk, Bapakku waktu itu sampai lupa berbuka saking
khawatirnya sama Ibuk. Maklum saja, saat mengandungku usia Ibuk sudah tidak
muda lagi. Empat puluh tahun. Dan aku baru tahu saat kelulusan SMA kalau aku
lahir di waktu Ramadan. Mengingat tidak tersematkan Ramadani, Ramadina atau Romadona
di namaku. Tidak seperti kebanyakan nama orang-orang yang dilahirkan saat
Ramadan.
Aku dilahirkan di rumah dengan bantuan dari bidan desa. Jadi
sebenarnya bidan itu datang setelah aku dilahirkan. Ibukku berjuang
mempertaruhkan nyawanya dengan ditemani Bapak. Saat bidan datang, aku yang baru
saja dilahirkan tidak menangis, tubuhku bewarna ungu. Kaku. Semua orang takut. Apalagi
Ibukku. Bidan itu kemudian menggendongku, memukul-mukul tubuhku agar menangis.
Akhirnya setelah beberapa menit, tangisan pertamaku menggemparkan orang
serumah. Bahkan para tetangga yang ikut menyaksikan saat itu ikut mengangis
haru. Alhamdulillah, sejak tangisan pertama yang tak pernah bisa kuingat itu,
sampai sekarang Allah masih mengizinkanku untuk menghuni bumiNya.
Itulah mengapa hari Ini Ibu menyuruhku pulang ke rumah, untuk
sekadar mengecup keningku dan mengucapkan selamat hari lahir. Hal romantis
untuk kali kesekian yang kudapatkan dari Ibuk. Ibuk yang tak pernah
mengharapkan apa pun atas segala pemberiannya untukku dan saudara-saudaraku.
Semoga Allah senantiasa menjaga beliau, memberikan kesehatan dan kebahagiaan
untuk beliau. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.