Pemuda, Gelorakan Semangatmu!
Masa muda adalah masa yang sangat bernilai, masa yang sangat penting bagi seseorang dan tentu saja tidak dapat diulang kembali. Pada masa muda, seseorang mulai belajar benar dan salah menurut dirinya, tingkat keegoisan lebih tinggi dan dianggap sebagai masa pencarian jati diri. Akan banyak hal terjadi, nasihat dan ajakan-ajakan baik dan buruk akan datang silih berganti. Di sinilah para kawula muda mulai diuji keimanannya. Dengan jiwa yang masih labil, mereka harus bisa memutuskan mana yang harus diikuti dan mana yang harus ditinggalkan. Bagaimana masa depan kelak tentu saja bergantung pada masa sekarang atau masa mudanya. Begitu salah memilih dan melangkah, sudah pasti ia akan bertemu dengan penyesalan di akhir. Nah, dalam masa-masa seperti inilah seseorang memerlukan guidance atau pembimbing sebagai alat yang menunjukkan arah hidupnya. Dan buku ini rupanya bisa kita jadikan referensi untuk menjadi salah satu pendamping bagi masa muda kita. Pun itu jika kita ingin masa muda kita lebih bermakna dan terarah. Tetapi jika kalian tak menginginkan masa muda yang indah, jangan coba-coba membaca buku ini. Karena setelah membaca buku ini bisa mengakibatkan semangat menjadi pemuda yang keren semakin meningkat.
Dalam buku ini, rangkaian nasihat tertulis dengan jelas dan sangat menarik untuk kita nikmati dengan secangkir kopi atau teh saat membacanya. Atau bahkan kamu tetap bisa menikmatinya meski tanpa harus meminum apa pun. Karena buku ini dapat menghilangkan dahagamu dengan kisah-kisah yang membuat masa mudamu jauh lebih bermakna.
Diawali dengan kisah kebiasaan para generasi muda pada masa yang suram dengan segala problematikanya, buku ini mengisahkan bagaimana keputusasaan, kemerosotan dan perang urat syaraf merupakan hal-hal yang ditanamkan kaum penjajah di tengah-tengah masyarakat. Bahkan dari hal-hal sepele yang tak pernah diduga sebelumnya. Sehingga hal ini membuat mereka keluar dari jalur kebenaran. Kemudian di bab selanjutnya, penulis juga memberikan hal yang menarik. Setelah menyampaikan kisah generasi muda di masa suram, penulis rupanya langsung menyampaikan bagaimana seharusnya generasi muda menjalani kehidupan yang benar, yang sesuai dengan cara hidup Rasullullah SAW ketika masih muda, menjadi pemuda keren ala Rasullullah. Dilengkapi dengan hadist-hadist yang shahih yang bisa kita baca dan renungi maknanya.
Lalu apakah buku ini hanya berisi tentang tips-tips dan kisah-kisah pemuda baik saja? Apakah buku ini bisa menjadi salah satu pendamping masa muda saya? Saya yang belum keren, saya yang ahli maksiat, saya yang tidak tahu darimana harus memulai belajar jadi baik, saya yang masih muda tapi dosa rasanya sudah melebihi usia. Saya juga ingin berhijrah, saya ingin belajar jadi baik. Tapi saya takut salah jalan. Mungkin itulah rentetan pertanyaan yang sekiranya ingin disampaikan oleh kamu yang ingin berhijrah. Jangan takut salah jalan, karena pada dasarnya kita tidak pernah salah jalan, kita hanya melewati jalan baru. Meski jalan baru yang kita lewati mungkin kadang tidak mulus. Tapi jika kamu yakin, Allah selalu punya cara yang indah untuk menolong hambaNya. Yah, hijrah!
Hijrah, kata yang nampaknya sedang beken di kalangan anak muda sekarang. Tak hanya kisah anak muda dengan latar belakang suram, atau pun anak muda yang baik saja. Dari tidak baik menjadi baik pun ada dalam buku ini. Di sinilah letak kekerenannya, penulis menyajikan kisah dengan pembagian bab yang apik. Dari kisah suram, bagaimana seharusnya menjadi pemuda, kisah hijrah dan partaubatan, harapan, cinta, dan bahkan menjelaskan hal-hal dan rintangan-rintangan apa saja yang bisa menghampiri hidup kita. Penulis lebih banyak menyampaikan kisah inspiratif yang bisa kita jadikan contoh dan pengingat bagi pembaca terutama generasi muda agar lebih termotivasi.
Melalui buku ini kita akan tahu bahwa hal kecil sederhana di masa muda dapat mengakibatkan hal yang sangat membahayakan agama, islam, serta masa muda itu sendiri. Pun begitu sebaliknya, kebaikan kecil bisa menciptakan hal yang besar. “Selagi Masih Muda”, buku ini bisa dibilang adalah buku panduan menjadi pemuda keren yang bermakna yang ditulis oleh penulis buku best seller “La Tahzan”, Dr. A’idh Al-Qorni, MA. Untuk para pemuda yang menginginkan kebaikan untuk agama, bangsa, negara dan dirinya sendiri.
Bagian yang paling penting ketika masih muda adalah bagaimana atau siapa yang harusnya kita jadikan panutan, pembimbing dan contoh dalam perjalanan hidup kita agar jalan kita tidak tersesat. Hal itu pun sudah dijelaskan dalam buku Selagi Masih Muda, seperti cuplikan penjelasan di bawah ini:
“Siapakah suri teladanmu?” Saya tahu bahwa mereka (generasi muda) akan menjawab, “ Suri teladan kami adalah Muhammad SAW.” Tetapi hanya dengan lisan mereka saja, bukan dengan perbuatan nyata dan hati yang jernih. Faktanya, sebagian dari mereka mencontoh seorang seniman, penyanyi, pemain bola atau seseorang yang hidupnya penuh glamour dan jeratan maksiat. Saya mengajak meraka untuk senantiasa meneladani hamba Allah yang paling jujur. Meneladani hamba Allah yang paling mulia, hamba Allah yang paling berbakti dan hamba Allah yang paling penyayang, yaitu Rasullullah SAW. (Halaman 222-223)
Judul : Selagi Masih Muda
Judul Asli : Fityatun Amanu bi Rabbihim
Penulis : Dr. A’idh Al-Qorni, MA.
Ahli Bahasa : H. Sarwedi M. Amin Hasibuan
Editor : Toni Syarqi
Penerbit : AQWAM
Cetakan : VII, September 2016/Dzulhijjah 1437 H
Jumlah Halaman : 344 Halaman
ISBN : 978-979-039-108-6
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.