Fokus Pada Pola Hidup Sehat, Langsing Itu Bonus

Awal tahun 2020 ini, saya memutuskan untuk kembali pada pola hidup sehat. Hidup sehat dan hidup hemat, hehe. Sebagai pegawai swasta yang hidup ngekos, seringkali saya merasa tak punya waktu cukup untuk memasak. Kerja pagi, pulang sore, istirahat sebentar lalu lanjut ngajar privat. Ah kalau sudah begini kadang-kadang kangen jadi freelancer, ups harus bersyukur!

Jadi setiap hari, saya selalu beli makanan siap makan. Apalagi di lingkungan dekat kos saya, harga makanan masih terbilang murah. Tujuh ribu saja sudah bisa merasakan nasi dengan lauk ayam, lalapan, dan sambal. Enam ribu lauk telur ayam ceplok, lima ribu lauk tahu tempe, nah kan sungguh menggoda. Mungkin karena masih dekat dengan kampus, jadi makanan sekitar kos ramah mahasiswa.


Nah setelah selesai semua kegiatan sepanjang hari, tubuh jadi lemas dan mudah ngantuk. Apalagi tahun lalu, saya malas sekali untuk sarapan. Dan tiba-tiba hadiah akhir tahun lumayan mengejutkan. Berat badan bertambah. BMI mendekati angka obesitas, ya walaupun masih di level sehat, tapi sehat tingkat atas menuju obesitas awal.  Saya pikir hal itu terjadi karena pola makan dan pola hidup saya yang tidak sehat, keseringan makan makanan cepat saji dan jarang olahraga. Ah ya, juga gorengan. Gorengan memang menjadi makanan favorit di Indonesia. Namun gorengan yang terlihat nikmat itu ternyata sangat tidak baik untuk kesehatan. Kita tidak pernah tahu, berapa kali sang penjual gorengan mengganti minyak yang ia gunakan untuk menggoreng. Jangan-jangan jarang diganti. Hiii .... Mungkin itu juga yang membuat wajah saya jadi sering berminyak berlebihan dan akhirnya berjerawat. Yah sebenarnya masih banyak faktor lainnya juga, tapi bisa jadi itu jadi salah satu faktornya.

Nah, mumpung belum terlanjur obesitas yang akhirnya menyebabkan banyak penyakit berdatangan. Saya memilih untuk sadar diri sebelum terlambat. Lebih tepatnya memaksa sadar diri. Saya memutuskan untuk masak sendiri setiap hari dan menggunakan bahan-bahan alami. Saya beralih dari beras putih ke beras merah. Awalnya memang tidak terbiasa. Rasa nasi putih dan nasi merah benar-benar berbeda. Nasi merah jauh lebih hambar. Namun efek baiknya, sedikit makan nasi merah sudah membuat perut terasa kenyang dan tidak membuat ngantuk.

Kemudian untuk lauknya, saya lebih banyak mengonsumsi sayuran, tahu, tempe, kacang-kacangan dan dada ayam. Semuanya serba direbus atau dikukus. Kalaupun ada menu lauk yang harus digoreng, saya membatasi penggunaan minyak. Maksimal sehari hanya menggunakan minyak satu sendok makan saja. Biasanya saya buat tumis sayur. Pada bumbu-bumbu juga. Garam sehari maksimal setengah sendok makan. Awal-awal menu menu saya memang radak hambar. Tapi lama-lama terbiasa. Saya jadi sarapan, makan siang, dan makan sore secara teratur dan terjaga. Biasanya kalau di tengah-tengah waktu makan saya kelaparan, saya mulai ngemil. Kalau dulu sukanya ngemil keripik berbumbu yang suka saya beli di maretmaret, kali ini saya ngemilnya buah-buahan. Semangka, pepaya, melon, kalau lagi banyak duit bolehlah beli anggur merah dan apel, hahaha. Terus saya sudah biasa gak makan lagi setelah pukul 7 malam. Duh, belajar ikhlas nih gak ngapel ke paklek-paklek bebek goreng di depan gang kalau malam. Terus soto Pak No deket kantor. Huuu... uuu... uuu. 

Pola makan sehat saja tak cukup tanpa diiringi pola hidup sehat. Maka olahraga menjadi hal yang sangat berperan penting. Pekerjaan saya yang seorang pengajar tidak membuat saya melakukan banyak gerakan. Selain mondar-mandir  di ruang kelas yang sempit, biasanya saya harus input data dan harus duduk di depan komputer sepanjang hari. Maka kadang saya berolahraga ketika pagi. Berjalan kaki saat berbelanja, melakukan olahraga kecil di pagi hari dan malam sebelum tidur, berenang sepekan sekali, dan lebih sering lompat tali. Ah ya, jangan lupa untuk banyak-banyak mengonsumsi air mineral, ingat, bukan yang dingin. Air mineral biasa.

Setelah melakukan itu semua, dua pekan berjalan tubuh saya mulai mengalami reaksi. Meski berat badan belum terlihat turun  secara drastis (yaiyalah masih bentar doang), namun reaksi yang diterima tubuh saya sangat baik. Saya tidak  lagi mudah lelah dan tidak mudah ngantuk. Yah, saya berharap bisa mempertahankan pola hidup sehat, kalau langsing itu bonus saja. Yang penting tubuh tidak mudah sakit. Oke, segini dulu... nanti dilanjut lagi kalau sudah ada progres baru, hehe.



Komentar

Posting Komentar

Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.

Postingan populer dari blog ini

Cara, Syarat, dan Biaya Perpanjang SIM di SIM Corner Praxis Surabaya (KTP Luar Kota)

Sinopsis Film Pesantren Impian

Dua Belas (Perjalanan Tanpa Batas : Bruno)