Pengalaman Mengajar Bahasa Jerman di Ruang Pelita
Ruang Pelita adalah Ruang Pendampingan Psikologi & Literasi. Sebuah Forum
yang didirikan oleh Bunda Sinta Yudisia. Beberapa kali saya pernah mengikuti
kelasnya, dulu kepanjangan PELITA adalah Pengajian Literasi Sastra. Sekarang
dilebarkan lagi sayapnya, mengingat Bunda Sinta adalah seorang psikolog
sekaligus penulis. Di sana kami sering membahas banyak hal terkait literasi dan
psikologi. Tapi kali ini ada yang menarik, saya diminta untuk mengisi kelas
bahasa Jerman untuk pemula. Pesertanya dari teman-teman Pelita dan umum.
Kelas ini diadakan secara cuma-cuma oleh Bunda Sinta, namun dibatasi untuk
15 peserta saja per kela. Menjelang hari pelaksanaan, Bunda Sinta mengabari
bahwa animo masyarakat cukup baik dengan diadakannya kelas ini. Peserta yang
mendaftar pada narahubung, lebih dari 15 orang terpaksa harus ditolak, mengingat
kondisi ruang yang juga kurang memadai. Semoga ke depannya Ruang Pelita bisa
berkembang dengan baik.
Sudah sejak sepekan sebelumnya, saya begitu semangat untuk mengajar,
menyiapkan dan mencetak materi untuk teman-teman yang ingin belajar. Meskipun
kondisi kaki belum sembuh total pasca kecelakaan, tapi mengingat antusias
peserta yang akan hadir, semangat terus berkobar. Kelas diadakan sore hari,
pagi harinya saya masih harus mengkoordinir sebuah workshop peringatan hari
kanker serviks bersama teman-teman sinergi dakwah akhwat. Dan siangnya masih
harus rapat koordinasi dengan teman-teman FLP Surabaya.
Menjelang jamnya, saya berangkat bersama seorang sahabat, Nurul Khasanah.
Perempuan aktif yang juga beririsan dengan saya di FLP Surabaya. Nurul ikut
mendaftar di kelas bahasa Jerman. Kami berboncengan ke rumah Bunda Sinta yang
berada di ujung timur kota Surabaya. Saat dalam perjalanan, hujan deras
tiba-tiba mengguyur. Hingga jalan menuju rumah Bunda Sinta cukup banjir. Trabas!
Motor melaju menghalau banjir. Akhirnya kami berhasil sampai di rumah Bunda
Sinta. Dalam hati sedikit khawatir, banyak kawan yang tak bisa hadir karena
banjir ini. Saking derasnya, Jas hujan
yang kami kenakan bahkan tak mampu menahan air hujan dengan baik. Baju kami
basah kuyup.
Bersyukur, Nurul dan saya masih bisa datang tepat waktu. Seperti dugaan,
hanya ada kami berdua di sana ... dan basah kuyup. Kami mencoba mengeringkan
pakaian semampunya sambil menunggu barangkali ada beberapa yang akan hadir. Lalu
hadir seorang kawan setelah kami, Mas Rizal dari Sidoarjo, yang juga hampir
basah kuyup.
Sebuah mobil berhenti di depan rumah Bunda Sinta, hah lega pasti peserta lagi
nih. Haha, tapi ternyata yang turun Bunda Sinta yang baru saja selasi dari
mengisi acara. Disusul kemudian mobil lain, yang turun benar-benar peserta kali
ini, dua orang. Alhamdulillah.
Karena sudah waktunya pembelajaran, kami memulai pembelajaran bahasa Jerman
pemula. Bunda Sinta mengabarkan bahwa banyak peserta yang sebenarnya ingin
hadir, tapi memang kondisinya tidak memungkinkan. Yah, hujan memang benar-benar
lebat sore itu. Tapi semangat para peserta lebih berkobar. Saya sangat terkesan
dengan mereka semua. Semoga ilmu yang dibagikan bisa memberi manfaat untuk
semua.
![]() |
bersama para peserta pembelajaran bahasa Jerman |
Terima kasih Bunda Sinta untuk kesempatan yang telah diberikan kepada saya.
Vielen Dank
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.