Tentang Hati dan Keputusan
Hidup tidak pernah
menjamin manusia untuk selalu menetap. Manusia akan selalu menjadi manusia yang
pada akhirnya akan mengecewakan. Bila
tidak mendengarkan kata hati dan terus mengulur waktu, hanya akan ada satu hal.
Waktu tidak akan menunggu apalagi kembali membawamu pada yang telah berlalu. Bukan
saatnya untuk meragu. Bila tak punya keteguhan dan berdiri di atas kaki
sendiri, hanya ada dua pilihan. Berhenti atau menyerah!
Semua ini tentang
keputusan. Pada dasarnya hidup adalah pilihan. Tidak peduli apa kata orang,
bahkan hati sendiri kadang menjadi dua sisi dan saling berperang pendapat. Hati
dan pikiran tak bisa dipisahkan. Begitu
pun halnya dengan waktu dan keputusan. Bukan dia atau mereka, tapi aku. Bukan
dia, mereka atau aku, tapi dirimu sendiri. Yang harus memikirkan dan memutuskan
ke mana langkah harus melaju. Ke mana arah untuk bertemu. Lanjutkan
atau lupakan.
Katakanlah dirimu sudah siap, apabila semesta tak mendukung, segala hal bisa saja terjadi. Harus ada rencana-rencana yang sudah disiapkan untuk hal-hal yang tak terduga. Namun beberapa manusia secara spontan dan melakukan improvisasi atas kejadian-kejadian yang tak terduga itu. Lantas mana yang akan kita pilih. Tentang hati, pilihan, dan keputusan. Manusia sudah seharusnya tegas dalam memutuskan. Tidak ragu dengan hatinya dan percaya sepenuhnya pada-Nya.
Teruntuk; bayang-bayang di atas pukul empat sore, di bawah
langit Surabaya, dan hilang saat malam menjelang. Bila tak bisa mengingat tak
masalah. Bila tak bisa mengartikan tak mengapa. Katakan bahwa Tuhan Maha
Mendengar atas segala doa-doa yang dilangitkan dalam sujud yang membumi.
Ratna W. Anggraini, 12022020
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.