Menahan Amarah di Bulan Ramadan


Melakukan ibadah puasa tak berarti hanya menahan lapar dan haus. Tapi juga menahan hawa nafsu, termasuk harus bisa menahan amarah. Orang yang lapar dan haus, cenderung mudah emosi dan mengeluarkan amarah. Inilah salah satu ujian yang harus dilewati umat muslim di dunia ketika berpuasa. Susah sekali rasanya menahan emosi apalagi saat sedang berpuasa. Ada saja hal-hal yang akan membuat kita mengatakan kata-kata yang tak bermanfaat ketika kita tak bisa menahan diri. Hampir tidak ada manusia yang tidak pernah marah. Hanya saja marahnya setiap orang berbeda-beda. Tentu saja berbeda pula penyebab kemarahan yang diterima. Karena amarah sudah sejatinya ada di dalam diri manusia.

Amarah bagaikan bara api yang siap menyala kapan saja dan di mana saja bila sudah tersulut oleh kobaran api. Bahkan tidak jarang perbuatan-perbuatan tindak pidana terjadi karena kemarahan. Lalu bagaimanakah kita bisa menahan diri untuk tidak marah? Apalagi di saat puasa. Puasa berarti mehan diri dari sesuatu. Bila amarah pun tak bisa kita hindari saat puasa, maka sia-sialah puasa kita dan tak akan mendapatkan pahala. Karena jika kita dapat menahan diri dari amarah saat puasa, kita akan mendapatkan pahala yang banyak sekali dari Allah Swt. Bahkan hal ini sudah dijelaskan dalam Quran surah Ali Imron ayat 134 yang artinya: “Yaitu orang-orang yangmenahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang menyukai kebajikan.”

Bahkan Allah menjanjikan surga bagi orang yang dapat menahan amarahnya. Dari Abu Ad Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan kita dalam surga.” Rasulullah saw. Bersabda yang artinya, “Jangan marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani).

Maka atasilah amarahmu dan gapai Rida Rabbmu. Karena sifat marah adalah bara api yang dikobarkan setan di dalam hatimu. Jangan biarkan setan memenuhi hatimu. Karena hati yang gelap bisa membuat seseorang menjad gelap mata dan melakukan perbuatan keji atau perkataan yang buruk. Menahan amarah adalah kunci dari segala kebaikan.

Rasulullah telah memberi petunjuk kepada umat muslim di dunia tentang apa yang harus kita lakukan untuk menahan amarah. Pertama, yaitu membaca taawudz. Berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Kedua adalah diam. Saat marah, hendaknya kita diam agar kita tidak mudah mengatakan hal-hal yang buruk. Ketiga, duduk atau berbaring. Duduk atau berbaringlah agar kemarahan tertahan dalam diri kita dan tidak berimbas pada orang lain. Dan yang keempat adalah ikhlas. Kemarahan adalah bentuk ujian untuk melatih kesabaran kita. Jika kita ikhlas, maka kita akan bisa mengontol hati kita dengan baik dan menjadi sabar.

Ketika amarah sudah tak terbendung lagi, kuncinya adalah menjadi orang yang pemaaf dan sabar. Selalu ingat janji Allah yaitu surga bagi orang-orang yang bisa menahan amarah. Tidak mudah memang untuk menahan marah, apalagi saat sedang berpuasa. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Jadilah orang yang kuat. Orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Dan hal itu termasuk akhlak yang terpuji. Jauhi hal-hal yang bisa memicu kemarahan. Jadikan puasa Ramadan sebagai momentum untuk melatih diri mengontrol hawa nafsu. Dari nafsu lapar hingga menahan amarah. Karena Ramadan memang disiapkan oleh Allah terhadap umat Islam sebagai waktu untuk mengevaluasi diri, melatih emosi dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan berpuasa, sudah seharusnya membuat seseorang bisa menahan diri dari segala hal yang membuat emosi.

 

Ratna W. Anggraini

17 Ramadan 1441 H

 

#BERSEMADI_HARIKE-10

#InspirasiRamadan

#DiRumahAja

#FLPSurabaya

#Ratnawa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara, Syarat, dan Biaya Perpanjang SIM di SIM Corner Praxis Surabaya (KTP Luar Kota)

Sinopsis Film Pesantren Impian

Dakwah Dari Diri Sendiri