New Nomal: Tatanan Kehidupan Baru di Tengah Pandemi
Wabah corona virus disease 2019 (covid-19) belum menampakkan tanda-tanda
berhenti. Semua orang masih terus berusaha memutus tali persebaran dan
penularan covid-19. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menyatakan
bahwa terdapat potensi virus ini masih aka nada di tengah masyarakat dan tidak
akan segera menghilang. Vaksin terhadap virus ini juga belum ditemukan.
Sehingga kita masih akan berdampingan dengan covid-19. Sementara itu, roda kehidupan
masih terus berputar. Semua orang tak bisa selamanya di rumah saja. Tak bisa
selamanya bekerja dari rumah. Ada kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Tak bisa
dimungkuri, banyak orang yang sudah kehilangan pekerjaan dan tak lagi
berpenghasilan. Karena tak semua
jenis pekerjaan bisa terus-terusan dikerjakan dari rumah. Oleh karena itu, saat
ini muncul istilah New Normal. Sebuah tatanan kehidupan baru yang harus kita
hadapi di masa pandemi ini. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kembali
berjalan normal, namun tetap mengikuti protokol-protokol kesehatan yang ketat. Perilaku
hidup sehat dari setiap orang harus tetap dilaksanakan, bahkan harus
ditingkatkan. Karena bahkan seluruh dunia belum tahu jawaban dari kapan pandemi
ini akan berakhir. Maka kita akan memasuki tatanan kehidupan yang baru, yaitu
kembali pada kegiatan normal namun tetap dengan pembatasan fisik sesuai
kebijakan yang ada. Tentu kita tak bisa kembali ke masa sebelum pandemi.
Dengan adanya pandemi ini, masyarakat sudah mulai terbiasa melakukan upaya
pencegahan penularan corona seperti rajin mencuci tangan, semkinbanyak jasa
pesan antar makanan atau barang untuk menghindari kerumunan, dan memakai
pelindung diri bila harus terpaksa keluar rumah. Inilah yang disebut dengan
tatanan kehidupan baru. Kita harus berdamai dan hidup berdampingan dengan
covid-19 hingga vaksin itu ditemukan. Konsep tatanan hidup baru ini bukan berarti
melarang semua aktivitas, tetapi membatasi atau mengurangi aktivitas yang
melibatkan kerumunan dengan protokol kesehatan yang ketat. Seperti yang suda
kita lakukan selama hampir dua bulan belakangan ini. Tak ada belajar di
sekolah, diganti dengan belajar dari rumah. Tak ada bernagkat ke kantor,
diganti dengan bekerja dari rumah. Kebanyakan orang sudah mulai terbiasa dengan
kegiatan-kegiatan yang berbau daring. Meski banyak juga yang mengeluh. Bagi pegawai,
akan mulai merasakan perbedaan di mana bekerja yang biasanya diharuskan memakai
pakaian berdasi, rapi dari atas hingga bawah. Kini bisa melakukan pekerjaan
dari rumah dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Rapat dilakukan tatap muka
dengan layar komputer.
Hal ini pun akan berimbas pada hal peribadahan. Tak ada lagi berkumpul
untuk beribadah di tempat ibadah umat beragama. Semua ibadah ikut dilakukan
dari rumah. Tak ada Ramadan di masjid tahun ini, semua kegiatan ramadan seperti
tarawih, i’tikaf bahkan harus dilakukan di rumah. Bila sudah seperti ini,
kebutuhan masyarakat juga akan mengalami perubahan yang akhirnya akan berimbas
pula pada sektor ekonomi. Masyarakat harus pandai membuat prioritas kebutuhan.
Makanan adalah kebutuhan mendasar dan pokok yang harus diutamakan. Dan karena
semua dilakukan dari rumah, sudah tentu kebutuhan akan sandang, kendaraan akan
berkurang. Rantai ekonomi akan menurun pada beberapa sektor. Lalu pertanyaannya
sekarang adalah sampai kapan kita akan hidup dengan tatanan kehidupan yang baru
di tengah pandemi ini. Belum ada yang bisa menjawabnya. Kita harus siap dengan
berbagai kemungkinan. Karena tidak selamanya kita akan hidup dalam karantina.
Dan bila nanti masa karantina ini sudah diakhiri, kita arus tetap melakukan
bentuk-bentuk penyebaran covid-19 selama vaksin belum ditemukan. Keadaaan
seperti ini harus kita pahami bersama-sama, agar kita mampu bertahan dalam
kondisi dan situasi yang baru. Karena hal itu, tak hanyauntuk melindugi diri
sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang ada di sekitar kita. Semoga kita
bersabar dan mampu bertahan dengan situasi ini.
Ratna W.
Anggraini
22 Ramadan 1441 H
#BERSEMADI_HARIKE-15
#InspirasiRamadan
#DirumahAJa
#FLPSurabaya
#Ratnawa
Komentar
Posting Komentar
Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.