Sahabat, Menerima Tanpa Syarat


Memiliki banyak teman pasti sangat menyenangkan. Terlebih manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap orang yang hidup pasti membutuhkan bantuan orang lain. Tapi terkadang tidak semua teman bisa kita jadikan sahabat, seseorang yang bisa menerima kita tanpa syarat. Persahabatan yang didasari atas rasa saling percaya, saling menghormati, dan saling mendukung. Tak hanya di saat senang, tetapi juga di saat kita terpuruk. Seorang sahabat yang baik, tak akan membiarkan sahabatnya berlarut dalam kesalahan. Ia akan memuji tanpa pamrih di hadapan orang lain tentang sahabatnya dan akan menasihati secara pribadi bila sahabatnya melakukan kesalahan. Sahabat adalah seseorang yang bisa membuat kita nyaman ketika kita sedang bersamanya. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Orang beriman (bergaul) bersama dengan manusia dan mereka merasa tenang bersamanya Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak (bergaul) bersama manusia dan dengannya mereka tidak merasa tenang.”

Dalam menjalin persahabatan, sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita menjadikan persahabatan Rasullullah dengan para sahabat beliau sebagai suri teladan. Sikap dalam bersahabat yang bisa kita contoh dari Rasulullah yaitu ramah, memudahkan persoalan, berlaku adil dan rendah hati. Sementara hal-hal yang tidak pernah dilakukan Rasulullah terhadap para sahabatnya adalah tidak suka berdebat, tidak suka berbicara terlalu banyak, dan tidak mencampuri yang bukan urusannya. Dalam persahabatan kita pastinya pernah mengalami perbedaan pendapat dan pertengkaran. Hal itu sangatlah wajar untuk mendewasakan kita dalam menyelesaikan persoalan, jadi jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Dan meskipun bersahabat, kita tidak berkewajiban untuk menceritakan segala hal. Meski sahabat adalah tempat untuk berbagi, namun ada beberapa hal yang hanya kita dan Allah saja yang harus tahu.

Nah di bulan Ramadan, orang pasti akan memafaatkan waktu untuk berbuat kebaikan dan bersilaturrahmi dengan para sahabat. Namun Ramadan tahun ini sangat berbeda. Waktu untuk bertemu sahabat bahkan hampir tidak bisa, karena adanaya pandemi wabah corona. Semua orang sama-sama dalam kondisi yang susah. Mungkin dari kejadian ini, kita bisa tahu orang-orang yang masih peduli dengan kita. Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasullullah bisa membedakan mana sahabat yang sejati. Beliau pernah ditanya, “Berapakah sahabat yang kau miliki, wahai Ali?” Beliau lalu menjelaskan mana yang bisa kita sebut sebagai sahabat sejati dengan mengatakan, “Nanti akan kuhitung setelah aku daam kesusahan, maka itulah sahabat sejatiku.”

Sungguh ... bersahabat dengan orang yang saleh adalah nikmat yang sangat besar.  Sahabat yang saleh akan membenarkan dan menasihati saat kita melakukan kesalahan. Ia juga yang akan selalu medoakanmu dalam diam, dalam setiap doa-doanya, tanpa harus diminta. Bersahabat dengan orang yang saleh akan berlanjut sampai ke surga dan kekal selamanya. Hasan Al Basri berkata, “Perbanyaknya berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.”

Tidak ada hal lebih indah daripada menjalin persahabatan dengan seseorang yang bisa menerima kita tanpa syarat, yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Jadi kita harus pandai dalam memilih teman. Bukan berarti kita membeda-bedakan, tetapi teman yang baik adalah teman yang mengajak dalam hal kebaikan. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim juga sudah dikatakan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Pemberi minya wangi akan memberi minyak wani, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sementara pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Itulah sebabnya, Islam sangat menganjurkan agar kita berteman dengan orang saleh dan menjauhi teman yang buruk. Bila mampu, ajaklah teman yang buruk agar bisa menjadi baik. Sebab dalam Islam sudah diatur tentang adab-adab dalam bergaul. Besyukurlah engkau yang sudah memiliki sahabat-sahabat yang saleh, pertahankan. Dan semoga Allah melindungi kita dari pengaru teman-teman yang buruk.

 

Ratna W. Anggraini

18 Ramadan 1441 H

 

#BERSEMADI_HARIKE-11

#InspirasiRamadan

#DiRumahAja

#FLPSurabaya

#Ratnawa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara, Syarat, dan Biaya Perpanjang SIM di SIM Corner Praxis Surabaya (KTP Luar Kota)

Sinopsis Film Pesantren Impian

Dua Belas (Perjalanan Tanpa Batas : Bruno)