Semangat Ramadan Tak Pernah Padam



Banyak yang bilang, Ramadan tahun ini berbeda. Karena pandemi dan adanya wabah virus korona, kegiatan di masjid dibatasi bahkan ditiadakan. Tak hanya kegiatan di masjid, tapi hampir semua kegiatan yang membuat kerumunan diminimalkan. Semua ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar memutus tali penyebaran virus korona. Tetapi bagiku, semangat Ramadan tak pernah berubah. Semangat Ramadan tak pernah padam. Justru di Ramadan tahun ini kuperhatikan semangat para saudara muslimku semakin bertambah. Karena semua kegiatan dilakukan di rumah saja, kini masing-masing rumah setidaknya memiliki seorang imam untuk tarawih. Yah benar, masjid memang dikosongkan, tetapi ibadah tentu saja harus tetap dilaksanakan. Tak ada yang namanya ibadah diberhentikan karena korona. Justru orang-orang semakin gencar menghidukan cahaya Ramadan di rumahnya masing-masing.

Tak hanya itu saja, tadarus Alquran pun masih tetap menggema. Bahkan lebih keras di rumah-rumah. Tak hanya tadarus bersama keluarga. Beberapa saudara muslim kita berinisiatif melakukan tadarus daring dengan saudara lainnya. Dengan kemajuan teknologi, kini semua bisa diupayakan untuk daring. Namun tidak semua hal bisa dimaksimalkan dengan daring. Salah satunya kumpul bersama keluarga. Karena karantina wilayah, sebagian besar orang menghabiskan dua puluh empat jam waktunya bersama keluarga. Tentu saja ini kesempatan emas kita yang diberi kesempatan untuk bisa lebih dekat dan lebih menyayangi keluarganya. Sedihnya, sebagian besar orang pula harus menahan rindu tak bisa bertemu kelurga karena terjebak karantina wilayah. Bukannya tak mau bertemu orang tua atau keluarga, tapi ini semua demi kebaikan bersama. Aku salah satunya .

Menjadi anak rantau di kota orang lain, membuatku tak bisa bersama dengan ibu dan bapak di Ramadan tahun ini. Bersyukurnya, kosku dekat dengan rumah Abangku. Sehingga awal karantina wilayah diberlakukan, aku sudah memutuskan untuk tinggal bersama Abang dan keluarganya. Yah sementara kos ditinggal dulu, meskipun tetap harus membayar, hihi. Aku yang seorang pegajar juga diharuskan mengajar dari rumah selama pandemi berlangsung. Sebuah pengalaman baru. Mengajar dari rumah sekaligus ditemani para ponakan yang juga harus belajar dari rumah. Membuat kegiatan Ramadanku semakin seru.

Di Ramadan tahun ini juga ada kegiatan baru yang kulakukan, yaitu mengikuti program menulis 20 hari selama Ramadan. Kegiatan yang dinamai Bersemadi” oleh FLP Surabaya, rumah keduaku. Dengan ikut bersemadi ini, kemampuan menulisku jadi meningkat. Karena setiap hari aku ditantang menulis minimal 500 kata di blog pribadi. Bila berhasil bertahan selama 20 hari, nantinya salah satu tulisan yang kutulis akan diikutkan ke dalam antologi buku. MasyaAllah bukan main semangat para peserta dan panitianya. Meskipun beberapa ada yang gugur, tapi banyak juga yang masih bertahan. Panitianya tak kalah keren, mereka selalu siap siaga hingga tenggat habis. Enggak kebayang deh, hampir setiap hari nungguin sampai pukul 00.00 buat ngingetin para peserta dan merekap data setiap hari. Lalu harus bangun lagi buat sahur dan mempersilakan peserta untuk setor tautan tulisan baru setiap harinya.

Ternyata ya, meski di rumah saja ... kita tetap bisa melakukan banyak hal positif loh. Syukur-syukur kalau kegiatan itu bisa melatih kemampuan atau kegemaran kita untuk terus berkembang. Dengan ikut program bersemadinya FLP Surabaya, aku jadi lebih rajin menulis. Lumayan juga, blog jadi enggak kosong lagi deh. Kan sayang, udah dibeliin domain tapi enggak diisi, hehe. Kalau lolos 20 hari menulis, nanti bakal menghasilkan antologi buku deh. Terima kasih FLP Surabayaa. Jadinya Ramadanku tetap berkarya. Enggak ada ceritanya tuh Ramadan di rumah saja cuma buat bermalas-malasan. Semangat menjalani hari-hari dengan ikhlas. Lakukan yang terbaik.

 

Ratna W. Anggraini

27 Ramadan 1441 H

 

#BERSEMADI_HARIKE-20

#InspirasiRamadan

#DiRumahAja

#FLPSurabaya

#Ratnawa


Komentar

  1. Semangat kakak. Semoga menjadi Ramadan yang berkah. Semoga habis Ramadan ngeblognya dilanjutkan, tambah rajin. Aamiin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai, Kawan. Kamu bisa tinggalkan komentar, bila kamu suka tulisan ini yaaa ... :) Terima kasih sudah membaca.

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Film Pesantren Impian

Cara, Syarat, dan Biaya Perpanjang SIM di SIM Corner Praxis Surabaya (KTP Luar Kota)

Dakwah Dari Diri Sendiri