Sekarang
perpanjang SIM enggak perlu pulang kampung ke kota asal sesuai KTP. KTP luar
kota bisa perpanjang SIM di Surabaya. Entah aku yang baru tahu atau memang
sudah lama begini.
Ini
adalah kali kedua aku perpanjang SIM dalam sepuluh tahun terakhir. Kali ini aku
dapat rekomendasi dari beberapa teman tentang tempat perpanjang SIM di
Surabaya, untuk aku yang masih ber-KTP luar kota Surabaya. Ada yang
merekomendasikan di mal TP (Tunjungan Plaza), ada pula yang di Praxis. Nah, aku
pilih Praxis, lokasinya enggak jauh dari kantorku dan biar enggak perlu masuk
mal. Bukan apa-apa, khawatirnya kalau masuk mal punya tujuan berbeda nanti,
haha.
Praxis
sendiri adalah gedung apartemen yang ada di jalan Sono Kembang, Surabaya. Nah di
sana ada kantor “SIM Corner”, lokasinya di Jalan Kayoon 66 di rubanah (basement), di dekat parkir mobil. Duh, aku sempat tersesat lewat
pintu masuk apartemen. Ternyata parkir motornya ada di sebelah gedung Intiland.
Setelah
parkir motor, pergi ke depan belok kanan, ke arah rubanah. Ada tulisan petunjuk
menuju lantai LG. Setelah masuk LG, pasti langsung kelihatan SIM Corner-nya. Di
depannya ada eskalator. Tapi jangan langsung ke sana, kalau dokumen belum
lengkap. Dari pintu masuk tadi, bisa belok kanan ke LG 42. Di sana ada ruangan
tes kesehatan yang bersebelahan dengan ruang tes psikologi. Kita bisa antre di
sana, untuk mendapatkan kelengkapan dokumen. Urutannya adalah tes kesehatan
dulu, baru tes psikologi.
SIM
Corner Praxis buka setiap hari, pukul 10.00 sampai 15.00 WIB. Tapi disarankan
untuk datang sebelum pukul 10.00, karena antrean bakalan mengular.
Masuk
ke ruang tes kesehatan sekitar 5-7 menit, tidak termasuk waktu antrenya ya,
hehe. Di sini akan diminta fotokopi KTP dan SIM, masing-masing satu lembar. Tes
kesehatan meliputi tes mata, kita akan diminta untuk melihat papan huruf tes mata.
Kemudian menimbang berat badan. Setelah itu tes pendengaran telinga. Oh ya, ada tes buta warna juga. Terakhir tentu
saja membayar biaya tes kesehatan sebesar Rp40.000,00.


Setelah
keluar dari ruang tes kesehatan, harus mengantre lagi untuk masuk ke ruang tes
psikologi. Di sini diminta fotokopi KTP dan SIM, masing-masing dua lembar, serta
menunjukkan KTP dan SIM asli. Tes psikologi ini menjawab sebanyak 30 pertanyaan
dengan jawaban ya atau tidak. Menurutku enggak susah kok. Contohnya: “Saya
merasa sangat percaya dengan diri sendiri”, “ Saya diare setiap sebulan sekali
atau lebih.” Gampang lah ya, enggak butuh waktu banyak untuk menjawabnya. Lima menit
cukup. Untuk tes psikologi bayarnya Rp75.000,00. Haha, lumayan banget dah.
Setelah itu petugas akan menjepret hasil tes kesehatan, fotokopi KTP dan SIM,
hasil tes psikologi, lalu mengarahkan untuk ke kantor SIM Corner Praxis yang
ada di dekat eskalator tadi.


Sampai
di kantor SIM Corner Praxis, jepretan dokumen diserahkan ke petugas dekat
pintu dengan mengumpulkan SIM asli yang akan diperbarui. Di sana akan ditanya tentang golongan darah dan diberi formulir biodata diri untuk diisi. Dan bayar lagi untuk biaya perpanjangan
SIM. SIM C sebesar Rp75.000, SIM A Rp80.000, Langsung SIM A&C Rp150.000,00.
Mantap, kan?
Setelah
itu formulir yang sudah diisi, dikumpulkan di bagian registrasi, dan tinggal
menunggu untuk panggilan foto diri untuk SIM baru. Menunggu sebentar untuk
cetak SIM baru dan yay selesai. Total waktu yang kuhabiskan buat drama perpanjangan SIM ini sekitar satu setengah jam lebih. Itu karena aku datangnya mepet, haha. Jadi harus mengantre panjang, Beb. Sekarang mari kembali ke parkiran, keluar sambil bayar
parkir motor Rp3.000,00. Cus, pulang, Beb. Jangan lupa berkendara dengan aman
dan hati-hati di jalan.

Penampakan SIM baru lebih simpel, ya. Langsung dituliskan enam poin di situ; nama, tempat dan tanggal lahir, golongan darah dan gender, alamat, pekerjaan, serta wilayah. Ada dua foto di situ, foto utama yang bewarna, dan foto kecil warna abu-abu di kanan bawah, di bawah foto itu adalah tanggal habis masa berlaku SIM. Sekarang habis masa berlaku SIM disesuaikan dengan tanggal perpanjangan, tidak lagi disesuaikan dengan tanggal lahir, seperti yang ada di SIM lama. Ada yang lucu sih, waktu di ruang tes kesehatan. Aku ditanya tentang pekerjaan, apa masih mahasiswa seperti yang tertera di SIM lama. Kujawab saja sudah kerja di (perusahaan) swasta. Terus petugasnya tanya lagi, swastanya pekerjaan apa? Wah asyik, bisa kustom nih, batinku. Kujawab saja "penulis". Di kertas formulir kesehatan, kolom pekerjaan ditulis "penulis". Asyik, keren nih pekerjaan nangkring di SIM baru nanti, hayalku. Eh, haha, ujung-ujungnya yang keluar tetap "swasta". Lah ngapain coba nanyanya tadi sampai mendetail, kalau ujung-ujungnya yang keluar jawaban pertama. Kocak, dah.
 |
SIM lama |
 |
SIM baru |
Keren, terima kasih informasinya ttg perpanjangan SIM
BalasHapusterimakasih infonya gaess
BalasHapus